Kamis, 18 April 2013

Sinopsis Novel satu


Saksi Bisu 
Karya Agatha Christie 
 
Nona Emily Arundell tinggal di Market Basing di sebuah rumah besar warisan ayahnya, John Laverton Arundell, yang diberi nama “Puri Hijau”. Ia tinggal bersama para pelayannya, yaitu Nona Wilhelmina Lawson dan Ellen serta anjing setianya, Bob. Diusianya yang hampir 80 tahun, nona Emily Arundell belum menikah. Ia pun sama sekali tidak tertarik dengan pernikahan seperti kedua saudaranya yang lain yang tidak menikah sepanjang hidupnya.
Ayah Nona Emily, John Arundell, memiliki lima orang anak, yaitu Thomas, Arabella, Mathilda, Agnes, dan Emily. Hanya dua anaknya yang menikah. John Arundell dan keempat anaknya sudah lama meninggal. Ia memilki cucu dari Thomas Arundell, bernama Charles dan Theresa Arundell serta cucu dari Arabella bernama Bella Arundell. Ia memiliki kekayaan yang sangat melimpah, dan kekayaannya itu diwariskan kepada Nona Emily. Menginjak usia yang semakin tua dan sering sakit-sakitan, keponakan Nona Emily berlomba-lomba untuk mewarisi harta kekayaan bibinya tersebut.
Ketika liburan Paskah, ketiga keponakan Nona Emily beserta Dr.Tanios, suami Bella Arundell, datang mengunjunginya. Tujuan mereka adalah ingin meminta warisan. Nona Emily adalah orang yang cerdas. Ia sangat khawatir apabila harta peninggalannya nanti akan dihambur-hamburkan keponakannya, mengingat kehidupan keponakannya penuh dengan hura-hura dan kemewahan.
Salah satu keponakannya berniat untuk membunuh Nona Emily agar semakin cepat mendapat warisan. Suatu malam, ketika keponakannya masih menginap di rumahnya, Nona Emily jatuh dari tangga. Orang-orang mengira bahwa kecelakaan itu disebabkan karena Nona Emily tersandung bola Bob. Namun, Nona Emily yang cerdas tidak berpikir seperti itu. Ada hal lain yang membuatnya terjatuh. Dan ia tidak bisa menyelidiki lebih jauh karena akibat kecelakaan itu, ia harus terbaring di tempat tidurnya meskipun cedera yang dialaminya tidak begitu parah. Ia memutuskan untuk meminta bantuan seorang detektif untuk menyelidiki kecelakaan yang menimpanya. Ia mulai menulis surat kepada detektif yang bernama Tn. Hercules Poirot.
Selang beberapa minggu Nona Emily meninggal dunia. Dan alangkah terkejutnya para keponakannya saat mereka tahu bahwa harta bibinya, seluruhnya diwariskan kepada pelayan wanitanya yang bernama Nona Lawson. Hal ini tentu saja membuat mereka kecewa termasuk salah satu keponakan yang merencakan pembunuhan tersebut.
Banyak orang menganggap bahwa kematian Nona Emily sangat wajar. Namun, tidak begitu dengan Poirot. Setelah menerima surat dari Emily Arundell, ia merasa kematian Nona Emily telah direncanakan seseorang. Sebagai seorang detektif, ia harus mengungkap permasalahan dari kliennya itu. Bersama temannya, tuan Hastings, ia mulai melakukan penyelidikan.
Pertama, Poirot dan rekannya berkunjung ke Puri Hijau. Di sana ia bertemu dengan pelayan bernama Nona Ellen. Ia mendapat keterangan begitu banyak dari Ellen. Poirot mendatangi dokter pribadi Nona Emily. Dokter itu mengatakan, kematian Nona Emily wajar-wajar saja dan tidak ditemukan tanda-tanda keracunan. Dari kesaksian Nona Lawson, yang menyaksikan detik-detik terakhir Nona Emily sebelum meninggal, ia mengungkapkan bahwa ketika berbicara, dari mulut Nona Emily keluar asap.
Penyelidikan berlanjut kepada ketiga keponakan Nona Emily. Theresa dan Charles mengatakan bahwa memang benar ia sangat menginginkan harta bibinya. Tapi ia takkan tega meracuni bibinya hingga meninggal. Selanjutnya pengakuan dari Bella Arundell, yang menyatakan bahwa ia sama sekali tidak tahu apa-apa soal kematian bibinya. Ia merasa ditekan oleh suaminya. Hal itu membuat hidupnya kurang tenang dan menjadi orang yang ambisius.
Setelah melakukan berbagai penyelidikan dan mendapat informasi dari berbagai sumber, Poirot akhirnya berhasil memecahkan kasus kematian Nona Emily. Ia menyimpulkan bahwa keponakannya, Bella Arundell yang telah mengatur pembunuhannya. Motifnya adalah ia ingin menguasai harta Nona Emily agar ia bisa membalas dendam terhadap suaminya sendiri. Ia sangat tertekan hidup bersama suaminya yang telah menghabiskan harta warisan dari ayahnya.
Akhirnya sengketa warisan diantara mereka terselesaikan. Bella Arundell memilih bunuh diri pasca terbongkarnya kejahatan yang ia lakukan. Sementara itu, harta warisan dari Nona Emily dibagi kembali kepada Theresa, Charles, kedua anak Bella, dan Nona Lawson.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar